Minggu, 13 September 2015

BAHAN-BAHAN BERBAHAYA DAN MENIMBULKAN PENYAKIT



B. BAHAN-BAHAN BERBAHAYA DAN MENIMBULKAN PENYAKIT



1.        Jenis-jenis Bahan Berbahaya dan Menimbulkan Penyakit

Kemungkinan untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam laboratorium cukup besar karena banyaknya jenis bahan kimia yang dipakai, meskipun penggunaanya relatif lebih sedikit dibandingkan di industri.

a.        Bahan Kimia Beracun
Pada dasarnya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi berbahaya atau tidaknya terhadap kesehatan, sangat tergantung pada jumlah jumlah zat tersebutyang masuk ke dalam tubuh. Misalnya, pada dosis tertentu, obat akan memberikan bermanfaat bagi tubuh, tetapi apabila diberikandalam dosis berlebih akan berbahaya.

Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga saluran, yaitu melalui mulut (tertelan), kulit, dan mekanisme pernapasan. Gangguan bahan-bahan kimia beracun terhadap tubuh berbeda-beda, misalnya:
1)   CCL4 dan benzene dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
2)   Metal isosianat (MIc) bisa menyebabkan kebutaan dan kematian.
3)   Senyawa merkuri (air raksa) menimbulkan kelainan pada genetik atau keturunan.
4)   Banyak senyawa yang mengandung cincin benzene, senyawa nikel, dan krom bersifat karsinogenik.

Pengaruh racun bagi tubuh manusia dibagi dua, yaitu:
ü Akut adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibatnya dapat dirasakan dan dilihat dalam waktu pendek (detik, menit, jam). Misalnya, suatu gas CO dapat menimbulkan hilangnya kesadaran atau bahkan kematian.

ü Kronis adalah suatu akibat keracunan bahan-bahan dalam dosis kecil, tetapi pengaruhnya terus-menerusdan dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang (minggu, bulan, tahun). Misalnya, menghirup udara benzene dan senyawa hidrokarbon terklorinasi meskipun dalam dosis rendah namun terus-menerus, dapat menimbulkan penyakit hati (liver) setelah beberapa tahun.

Untuk menghindari keracunan di laboratorium, kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
ü Menghindari makan dan minum dalam laboratorium untuk mencegah kontaminasi.
ü Memakai alat-alat pelindung diri yang sesuai, seperti pelindung pernapasan (masker), sarung tangan, dan kacamata pelindung.

b.    Bahan Kimia Korosif
Bahan kimia korosif  seperti asam sulfat, asam klorida, dan asam nitrat bisa merusak berbagai macam peralatan dari logam, dan jika terkena kulit dapat menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.

Bahan kimia korosif dikelompokkan sesuai dengan wujud zatnya, yaitu sebagai berikut:
1)   Bahan Korosif Cair
Bahan korosif cair menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit.pengaruhnya tergantung pada lamanya kontak dengan kulit. Misalnya, asam sulfat pekat dapat menimbulkan luka yang sukar disembuhkan.




 Contoh bahan korosif cair adalah sebagai berikut:
a.    Asam mineral, seperti asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam fluorida, dan asam fosfat.
b.    Asam organik, seperti asam asetat, asam formiat, dan asam monokloroasetat.
c.    Pelarut organik, seperti karbon disulfida, petroleum, hidrokarbon, terklorinasi, dan terpentin.

Untuk menghindari bahaya bahan kimia korosif, kita harus menghindari kontak langsung dengan zat tersebut. Pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terkena bahan kimia korosif cair adalah dengan menyemprotkan air atau mencucinya dengan air yang banyak pada bagian yang terkena bahan kimia sebelum dibawa ke dokter.

2)  Bahan  Korosif Padat
Resiko yang ditimbulkan oleh zat korosif padat relatif lebih kecil dibandingkan dengan korosif cair. Contoh bahan korosif padat adalah sebagai berikut:
a.    Basa, misalnya natrium hidroksida, natrium silikat, kalium karbida, kalium sianida, dan ammonium karbonat.
b.    Asam, misalnya trikhloro asetat.
c.    Lain-lain, misalnya natrium, kalium, fenol, fosfor, dan perak nitrat.

Untuk menghindari bahaya bahan korosif padat, kita harus mencegah kontak langsung dengan cara memakai pelindung diri, seperti sarung tangan, kacamata, dan masker. Pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terkena bahan kimia korosif padat adalah dengan pencucian  menggunakan air sebanyak mungkin atau dengan menggunakan air sabun.

 

 3) Bahan Korosif Gas
 Bahan korosif gas merupakan bahan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bahan cair dan korosif padat, karena yang diserang adalah saluran pernapasan. Misalnya, gas amonia apabila terisap, akan menyebabkan pembengkakan saluran pernapasan bagian atas dan menimbulkan kematian.

Jenis bahan kimia gas dapat digolongkan berdasarkan besar kecinya kelarutan yang juga menentukan daerah serangan pada alat pernapasan. Penggolongannya adalah sebagai berikut:
a.    Amat (sangat) larut, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian atas.
Contoh: amonia, asam klorida, asam asetat, dan formaldehida.
b.    Kelarutan sedang, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian atas dan lebih dalam.
Contoh: brom, klor, dan belerang oksida.
c.    Kelarutan kecil, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian dalam. Contoh: ozon, nitogen oksida, dan fosgen.

Untuk menghindari bahan korosif gas dapat dilakukan dengan memakai alat pelindung pernapasan (masker) dan alat pelindung mata, serta alat pelindung kulit.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar