B. BAHAN-BAHAN
BERBAHAYA DAN MENIMBULKAN PENYAKIT
1.
Jenis-jenis Bahan Berbahaya dan Menimbulkan Penyakit
Kemungkinan
untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam laboratorium cukup besar karena
banyaknya jenis bahan kimia yang dipakai, meskipun penggunaanya relatif lebih
sedikit dibandingkan di industri.
a.
Bahan
Kimia Beracun
Pada dasarnya
semua bahan kimia adalah beracun, tetapi berbahaya atau tidaknya terhadap
kesehatan, sangat tergantung pada jumlah jumlah zat tersebutyang masuk ke dalam
tubuh. Misalnya, pada dosis tertentu, obat akan memberikan bermanfaat bagi
tubuh, tetapi apabila diberikandalam dosis berlebih akan berbahaya.
Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga
saluran, yaitu melalui mulut (tertelan), kulit, dan mekanisme pernapasan. Gangguan
bahan-bahan kimia beracun terhadap tubuh berbeda-beda, misalnya:
1)
CCL4
dan benzene dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
2)
Metal
isosianat (MIc) bisa menyebabkan kebutaan dan kematian.
3)
Senyawa
merkuri (air raksa) menimbulkan kelainan pada genetik atau keturunan.
4)
Banyak
senyawa yang mengandung cincin benzene, senyawa nikel, dan krom bersifat karsinogenik.
Pengaruh racun
bagi tubuh manusia dibagi dua, yaitu:
ü Akut
adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibatnya dapat dirasakan dan
dilihat dalam waktu pendek (detik, menit, jam). Misalnya, suatu gas CO dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran atau bahkan kematian.
ü Kronis
adalah suatu akibat keracunan bahan-bahan dalam dosis kecil, tetapi pengaruhnya
terus-menerusdan dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang (minggu,
bulan, tahun). Misalnya, menghirup udara benzene dan senyawa hidrokarbon
terklorinasi meskipun dalam dosis rendah namun terus-menerus, dapat menimbulkan
penyakit hati (liver) setelah beberapa tahun.
Untuk
menghindari keracunan di laboratorium, kita harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
ü Menghindari makan dan minum dalam laboratorium untuk
mencegah kontaminasi.
ü Memakai alat-alat pelindung diri yang sesuai, seperti
pelindung pernapasan (masker), sarung tangan, dan kacamata pelindung.
b. Bahan
Kimia Korosif
Bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asam klorida, dan asam
nitrat bisa merusak berbagai macam peralatan dari logam, dan jika terkena kulit
dapat menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
Bahan kimia korosif
dikelompokkan sesuai dengan wujud zatnya, yaitu sebagai berikut:
1)
Bahan
Korosif Cair
Bahan korosif cair menimbulkan iritasi setempat sebagai
akibat reaksi langsung dengan kulit.pengaruhnya tergantung pada lamanya kontak
dengan kulit. Misalnya, asam sulfat pekat dapat menimbulkan luka yang sukar
disembuhkan.
Contoh bahan korosif cair adalah sebagai
berikut:
a.
Asam
mineral, seperti asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam fluorida, dan
asam fosfat.
b.
Asam
organik, seperti asam asetat, asam formiat, dan asam monokloroasetat.
c.
Pelarut
organik, seperti karbon disulfida, petroleum, hidrokarbon, terklorinasi, dan
terpentin.
Untuk menghindari bahaya bahan kimia korosif, kita harus
menghindari kontak langsung dengan zat tersebut. Pertolongan pertama yang harus
dilakukan jika terkena bahan kimia korosif cair adalah dengan menyemprotkan air
atau mencucinya dengan air yang banyak pada bagian yang terkena bahan kimia
sebelum dibawa ke dokter.
2) Bahan Korosif Padat
Resiko yang ditimbulkan oleh zat korosif padat relatif
lebih kecil dibandingkan dengan korosif cair. Contoh bahan korosif padat adalah
sebagai berikut:
a.
Basa,
misalnya natrium hidroksida, natrium silikat, kalium karbida, kalium sianida,
dan ammonium karbonat.
b.
Asam,
misalnya trikhloro asetat.
c.
Lain-lain,
misalnya natrium, kalium, fenol, fosfor, dan perak nitrat.
Untuk menghindari bahaya bahan korosif padat, kita harus
mencegah kontak langsung dengan cara memakai pelindung diri, seperti sarung
tangan, kacamata, dan masker. Pertolongan pertama yang harus dilakukan jika
terkena bahan kimia korosif padat adalah dengan pencucian menggunakan air sebanyak mungkin atau dengan
menggunakan air sabun.
3) Bahan Korosif
Gas
Bahan korosif gas
merupakan bahan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bahan cair dan
korosif padat, karena yang diserang adalah saluran pernapasan. Misalnya, gas
amonia apabila terisap, akan menyebabkan pembengkakan saluran pernapasan bagian
atas dan menimbulkan kematian.
Jenis bahan kimia gas dapat digolongkan berdasarkan besar
kecinya kelarutan yang juga menentukan daerah serangan pada alat pernapasan.
Penggolongannya adalah sebagai berikut:
a.
Amat
(sangat) larut, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian atas.
Contoh: amonia, asam klorida, asam asetat, dan
formaldehida.
b.
Kelarutan
sedang, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian atas dan lebih
dalam.
Contoh: brom, klor, dan belerang oksida.
c.
Kelarutan
kecil, dapat menimbulkan efek pada saluran pernapasan bagian dalam. Contoh:
ozon, nitogen oksida, dan fosgen.
Untuk
menghindari bahan korosif gas dapat dilakukan dengan memakai alat pelindung
pernapasan (masker) dan alat pelindung mata, serta alat pelindung kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar