INDIKATOR ASAM BASA
4. Indikator Asam Basa
Untuk
mengenal asam dan basa, kita dapat menggunakan alat penunjuk yang disebut indikator asam basa. Ada beberapa jenis
indikator untuk membedakan sifat asam dan basa, antara lain kertas lakmus, pH
meter, indikator alami, dan larutan indikator asam basa (indikator universal).
a.
Kertas Lakmus
Ada dua jenis
kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan lakmus biru. Dalam larutan yang
bersifat asam, warna kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan
warna kertas lakmus merah tidak akan berubah. Dalam larutan yang bersifat basa,
kertas lakmus biru, tidak akan berubah, sedangkan warna kertas lakmus merah
akan berubah menjadi biru. Jika larutan yang diamati tidak mengubah warna
kertas lakmus biru dan lakmus merah, maka larutan tersebut bersifat netral.
Sifat
Beberapa Larutan yang Diuji dengan Kertas Lakmus
No
|
Larutan
|
Perubahan
Kertas Lakmus
|
Sifat
Larutan
|
|
Merah
|
Biru
|
|||
1
|
Garam
|
Merah
|
Biru
|
Netral
|
2
|
Asam
klorida
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
3
|
Asam
sulfat
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
4
|
Natrium
hidroksida
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
5
|
Kalium
oksida
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
Kelemahan kertas
lakmus adalh kurang praktis dan tidak dapat menunjukkan nilai pH larutan secara
teliti, terkadang perubahan warna yang terjadi terletak di antara dua warna
pada skala.
b.
pH
Meter
dibandingkan kertas
lakmus, pH meter sangat praktis digunakan karena nilai pH akan langsung terbaca
pada layar. Alat ini lebih teliti. Penggunaan alat pH meter sangat mudah dengan
meletakkan larutan yang diamati dalam gelas piala yang bersih kemudian
elektrode pada pH meter dicelupkan ke dalam larutan sampai diperoleh nilai pH
yang stabil.
b.
indikator Alami
beberapa jenis
tumbuahn dapat digunakan sebagai indikator alami misalnya kunyit, wortel,
mahkota bunga sepatu, dan kol merah. Indikator alami yang akan digunakan harus
dihaluskan atau digerus terlebih dahulu dengan ditambah sedikit air kemudian
ekstrak yang didapat diteteskan ke dalam larutan asam basa yang diamati.
Ekstrak tumbuhan tersebut akan berubah warna dalam lingkungan yang bersifat
asam atau basa.
d. Larutan Indikator Universal
larutan indikator digunakan pada
waktu percobaan di laboratorium dengan cara titrasi. Berikut ini beberapa
contoh larutan indikator universal dan perubahan warnanya dalam larutan asam
dan basa.
Beberapa
Contoh Larutan Indikator Universal
No
|
Larutan Indikator
|
Daerah pH
|
Warna yang Dihasilkan
dalam
|
|
Larutan asam
|
Larutan Basa
|
|||
1
|
Metil
oranye
|
3,1 – 4,4
|
Merah
|
Kuning
|
2
|
Metil
merah
|
4,2 – 6,2
|
Merah
|
Kuning
|
3
|
Bromokresol
ungu
|
5,4 – 7,0
|
Kuning
|
Ungu
|
4
|
Fenol
merah
|
6,8 – 8,2
|
Kuning
|
Merah
|
5
|
fenolftalein
|
8,2 – 10,0
|
Tak berwarna
|
Merah muda
|
5. Reaksi Asam dan Basa
a.
Reaksi asam dan oksida
basa
Asam + Oksida basa Garam + Air
Contoh:
Asam klorida + Kalsium oksida
Kalsium klorida + Air
b.
Reaksi Basa dan oksida
asam
Basa + Oksida asam Garam + Air
Contoh:
Kalium hidroksida + Karbon dioksida
Kalium karbonat + Air
c.
Reaksi asam dan logam
Contoh:
Asam klorida + Logam magnesium
Magnesium klorida + gas hidrogen
d.
Reaksi asam dan senyawa
karbonat
Contoh:
Asam klorida + Kalsium
karbonat Kalsium klorida + Karbon
dioksida + Air
6. Garam
Garam
terbentuk dari reaksi antara basa dan asam. Garam bersifat netral sehingga
reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi penetralan. Selain garam, senyawa
yang terbentuk dari reaksi ini adalah air.
Contoh reaksi penetralan:
a. Asam klorida + Natrium
hidroksida Natrium klorida + air
b. Asam sulfat + Magnesium
hidroksida Magnesium sulfat + air
Garam yang sering digunakan di dapur adalah
Natrium klorida. Secara tradisional, garam dapu dapat dibuat dari air laut.
Dengan mengalirkan air laut pada tempat penampungan tertentu kemudian diuapkan
dengan pemanasan sinar matahari, kandungan air pada laut tersebut akan menguap
dan yang tertinggal adalah butiran-butiran putih, yang disebut garam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar